Minggu, 04 Juli 2021

obat herbal yang wajib dikonsumsi di tengah pandemi corona

1. Bawang Putih


Untuk mencegah datangnya penyakit covid, Anda bisa mengonsumsi bawang putih sebagai obat herbal. Dilansir dari timesofindia.indiatimes.com, bawang putih termasuk dalam kategori superfood dan bisa dipakai untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Bawang putih memiliki kandungan antimikrobakteri, antibiotik, dan antiinflamsi.

Selain itu, bawang putih juga dapat meningkatkan jumlah sel darah putih dalam tubuh. Hal tersebut membuat bawang putih sangat cocok dipakai sebagai obat herbal di tengah pandemi corona. Anda bisa mengonsumsi bawang putih dengan menambah jumlahnya di masakan yang Anda makan. 

2. Kunyit

Timesofindia.indiatimes.com menyebutkan obat herbal lain yang bisa dipakai untuk meningkatkan daya tahan tubuh di tengah pandemi corona. Obat herbal tersebut adalah kunyit.

Curcumin yang terkandung dalam kunyit mampu meningkatkan daya tahan tubuh seseorang. Kandungan itu akan mengaktifkan sel darah putih dalam tubuh sehingga sistem imun tubuh menjadi bertambah. 

Pada uji klinik pre post pada tahun 2017 dengan formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran, terbukti dapat memberi manfaat berikut: 

- Membantu meningkatkan kebugaran kadiovaskuler
- Meningkatkan kualitas hidup subyek terutama untuk dimensi peranan fisik dan nyeri - - Formula jamu temulawak, kunyit, dan meniran aman terhadap profil darah, hati dan ginja


3. Jahe

Saat pandemi corona, Anda bisa mengonsumsi jahe untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Sama seperti bawang putih, jahe juga memiliki kandungan antimikrobakteri, antiinflamasi, dan antibiotik.

Antioksidan tinggi yang ada dalam jahe menjadi alasan mengapa sistem imun tubuh bisa meningkat setelah mengonsumsi obat herbal ini. Anda bisa mencegah infeksi virus covid dengan mengonsumsi jahe secara rutin. Jahe bisa diolah terlebih dahulu dengan teh atau menggunakannya sebagai bahan masakan tambahan.

4. Kayu Manis

Kayu manis menjadi obat herbal terakhir yang disebutkan timesofindia.indiatimes.com untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Sejak ribuan tahun lalu, kayu manis sudah dipakai sebagai obat herbal untuk menjaga sistem imun.

Hal tersebut dikarenakan adanya antioksidan dalam kayu manis. Selain menjaga daya tahan tubuh di tengah pandemi covid, kayu manis juga bisa Anda konsumsi karena memiliki efek anti-diabetes dan mengurangi resiko penyakit jantung.

5. Pegagan

Tanaman yang memiliki nama latin Centela asiatica merupakan tanaman tradisional yang mempunyai manfaat sebagai imunomodulator pada penyakit yang membutuhkan pertahanan sistem imun seluler maupun humoral. Kandungan senyawa glikosida triterpenoid dan asiaticoside dapat mempercepat perbaikan sel-sel kulit dan meningkatkan daya tahan tubuh non spesifik.

Virus Corona Varian Baru yang Sudah Ada di Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per Sabtu (13/3), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 1.414.741. Pasien sembuh ada 1.237.470 orang dan total orang meninggal karena Covid-19 menjadi 38.329.

Untuk dunia, total 119 juta kasus. Ada 67,5 juta sembuh dan 2,64 yang meninggal dunia akibat virus tersebut.

Indonesia bergerak cepat berupa menekan laju penyebaran virus yang menyerang sistem pernapasan ini, mulai dari protokol kesehatan atau disebut 3M (Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan pakai sabun) hingga vaksinasi massal dengan vaksin Sinovac. Per 13 Maret, sudah 3.985.596 orang divaksinasi dosis pertama dan 1.454.836 orang dosis kedua.

Diketahui ada tiga jenis varian corona yang ditemukan di Indonesia.

D614G

Varian D614G ini mulai terdeteksi di Indonesia pada April 2020. Kode D614G menunjukkan posisi terjadinya mutasi di dalam tubuh virus, yakni mutasi terjadi pada titik 164 dari protein D (asam aspartat) menjadi G (glisin).

D614G terletak di dalam protein yang membentuk spike atau seperti paku di permukaan virus corona. D614G ini disebut bisa menjadi pintu masuk virus untuk membobol sel manusia.

Pakar Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, penularan mutasi virus korona D614G lebih cepat 10 kali. Spike protein yang dimiliki D614G sangat efektif menempel dan menginfeksi manusia.

Dicky menjelaskan, mutasi D614G disebut lebih berbahaya karena kecepatan infeksinya.

Namun, kekuatan pada mutasi D614G juga bisa menjadi titik lemahnya. Para peneliti berpendapat, tutup di ujung salah satu spike juga berarti memudahkan vaksin dan antibodi untuk menonaktifkan virus.

Ini artinya, virus corona yang bermutasi mungkin lebih menular, tetapi tidak selalu menyebabkan penyakit yang lebih buruk.

B117

B117 dikenal sebagai varian Inggris karena ditemukan pertama kali di London dan dekat Kent, Inggris pada September 2020. B117 baru ditemukan di Indonesia pada Senin (1/3/2021) malam. Menurut penelitian, varian baru virus corona B117 70 persen lebih menular dibandingkan SARS-CoV-2.

Gejala yang ditumbulkan dari B117 antara lain kelelahan disertai pusing, nyeri otot, mual. Di samping itu, Layanan Kesehatan Inggris (NHS) juga menemukan sejumlah gejala pasien varian Corona B117, seperti radang tenggorokan, diare, mata merah, sakit kepala, ruam pada kulit serta perubahan warna pada jari tangan dan kaki.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunawan Sadikin memastikan vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini terbukti ampuh melawan B117, varian baru SARS-CoV-2 itu.

N439K

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian virus corona N439K terdeteksi di Indonesia sejak November 2020.

Menurut Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih, varian N439K itu sudah ditemukan di lebih dari 30 negara. Daeng mengatakan, kecepatan mutasi yang lebih cepat N439K juga sangat cepat dan lebih 'smart' dari varian sebelumnya.

Karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat dan tidak dikenali oleh poluclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi. Atau dengan kata lain, ada kemungkinan N439K bisa lolos (kebal) dari antibodi vaksin Covid-19 yang ada saat ini.

Sementara itu, Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo mengatakan, sejauh ini tidak ada ciri khususnya. Artinya gejala yang akan timbul dari infeksi varian baru N439K ini hampir sama seperti infeksi virus SARS-CoV-2 sebelum termutasi.

Kendati tidak memiliki ciri khas mengenai dampak gejala infeksi akibat varian baru yang satu ini, tetapi diketahui bahwa varian N439K ini relatif lebih mudah menular sehingga jumlah yang sakit bisa lebih banyak.