Kamis, 29 September 2016

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ANALISA CASH FLOW RATIO












PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE ANALISA CASH FLOW RATIO
Hasil gambar untuk cash flow




PENGERTIAN

Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu

Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga,capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang..
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

Kesimpulan
1) rasio-rasio cash flow dapat memperkaya khasanah analisis kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat dijadikan suatu metode alternatif pengukuran kinerja keuangan perusahaan,

 2) rasio-rasio cash flow berbeda dengan rasio-rasio keuangan tradisional karena rasio-rasio cash flow adalah cash based sedangkan rasio-rasio keuangan tradisional merupakan accrual based. Walaupun demikian analisis dengan model rasio-rasio cash flow juga memiliki kelemahan, antara lain:     
                1. Pada masa awal suatu perusahaan beroperasi, analisis rasio cash flow kemungkinan tidak      valid sebagai indikator karena cash flow mungkin negatif. Meskipun dapat menggambarkan kondisi riil perusahaan.
                2. Rasio-rasio cash flow hanya merupakan salah satu metode penilaian kinerja perusahaan yang mengacu pada kinerja keuangan dan mengabaikan dimensi lainnya. Oleh sebab itu untuk mengetahui kondisi perusahaan secara holistik, perlu dilakukan pengukuran atas beberapa aspek lain, seperti costumer service, process time, innovation, productivity, flexibility, dan quality.

Sumber :